Thursday, June 23, 2016

Hanya untukmu

Di dalam hatiku
Telah lama tersimpan
Rasa cinta untukmu
Walau kau takkan pernah tau

Masihkah mungkin
Hatimu dan dirimu menjadi milikku
Akankah kau bisa tuk mengerti
Perasaan ini........

Walaupun kau takkan pernah tau
Mengertilah cinta ini telah lama kupendam
Hanyalah kamu dan kamu di dalam hatiku
Haruskah kuucapkan kata hati ini

Atau aku hanya bermimpi
Tentang hati dan dirimu untukku
Oh angin.....
Sampaikan padanya
Apakah mungkin??
Aku hanya nermimpi dan berkhayal
Tentang dirimu

-Rama-

Thursday, June 9, 2016

Bosan

Semua pertemuan pasti akan menjumpau perpisahan. Itu adalah sebuah hukum alam yang tidak akan bisa dirubah. Hubungan sebaik apapun, selama apapun, suatu saat akan berakhir juga, entah karena kematian, kebosanan, atau bahkan adanya kehadiran orang ketiga. Bosan mungkin faktor awal dari semuanya, hal2 yang setiap hari dilakukan bersama secara berulang-ulang tanpa ada jeda pasti akan menimbulkan titik jenuh. Saat titik jenuh itu muncul dari salah satu maupun kedua belah pihak, yang terjadi adalah perpisahan. Ada tak adanya airmata, perpisahan akan mengakibatkan luka yang bahkan akan lama sembuhnya. Luka hati, luka pikiran, dan baru saat itu akan terasa ada yang hilang. Ada saat saat yang dirindukan, ada saat saat untuk dikenang. Ingin mengulangi lagi dengan orang yang sama, cerita yang sama tetapi dengan akhir yang berbeda, tapi itu mustahil. Ibarat kata nasi telah menjadi bubur, waktu akan terus berputar meninggalkan kita yang sendirian mengenang masa lalu, tanpa ada penghiburan, tanpa ada nasehat, hanya dia meninggalkan kita di belakang.
Aku yang mungkin sedang merasakan bosan, kini sedang mana hati, menimbang semua memory agar tak ada yang kusesalkan suatu saat nanti..

Saturday, October 10, 2015

YELLOW



Look at the stars,
Look how they shine for you,
And everything you do,
Yeah, they were all yellow.

I came along,
I wrote a song for you,
And all the things you do,
And it was called "Yellow".

So then I took my turn,
Oh what a thing to have done,
And it was all yellow.

Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into
Something beautiful,
Do you know,
You know I love you so,
You know I love you so.

I swam across,
I jumped across for you,
Oh what a thing to do.
'Cause you were all yellow,

I drew a line,
I drew a line for you,
Oh what a thing to do,
And it was all yellow.

Your skin,
Oh yeah your skin and bones,
Turn into
Something beautiful,
Do you know,
For you I'd bleed myself dry,
For you I'd bleed myself dry.

It's true,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine for,
Look how they shine for you,
Look how they shine for you,
Look how they shine.

Look at the stars,
Look how they shine for you,
And all the things that you do.

SEE YOU AGAIN

It's been a long day without you my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again

Damn who knew all the planes we flew
Good things we've been through
That I'll be standing right here
Talking to you about another path I
Know we loved to hit the road and laugh
But something told me that it wouldn't last
Had to switch up look at things different see the bigger picture
Those were the days hard work forever pays now I see you in a better place

How could we not talk about family when family's all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride

It's been a long day without you my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
when I see you again

First you both go out your way
And the vibe is feeling strong and what's
Small turn to a friendship a friendship
Turn into a bond and that bond will never
Be broke and the love will never get lost
And when brotherhood come first then the line
Will never be crossed established it on our own
When that line had to be drawn and that line is what
We reach so remember me when I'm gone

How could we not talk about family when family's all that we got?
Everything I went through you were standing there by my side
And now you gonna be with me for the last ride

So let the light guide your way hold every memory
As you go and every road you take will always lead you home

It's been a long day without you my friend
And I'll tell you all about it when I see you again
We've come a long way from where we began
Oh I'll tell you all about it when I see you again
When I see you again



Thursday, October 16, 2014

Let It Go

The snow glows white on the mountain tonight,
not a footprint to be seen.
A kingdom of isolation and it looks like I’m the queen.
The wind is howling like this swirling storm inside.
Couldn’t keep it in, Heaven knows I tried.
Don’t let them in, don’t let them see.
Be the good girl you always have to be.
Conceal, don’t feel, don’t let them know.
Well, now they know!
Let it go, let it go!
Can’t hold it back any more.
Let it go, let it go!
Turn away and slam the door.
I don’t care what they’re going to say.
Let the storm rage on.
The cold never bothered me anyway.
It’s funny how some distance,
makes everything seem small.
And the fears that once controlled me, can’t get to me at all
It’s time to see what I can do,
to test the limits and break through.
No right, no wrong, no rules for me.
I’m free!
Let it go, let it go.
I am one with the wind and sky.
Let it go, let it go.
You’ll never see me cry.
Here I’ll stand, and here I’ll stay.
Let the storm rage on.
My power flurries through the air into the ground.
My soul is spiraling in frozen fractals all around
And one thought crystallizes like an icy blast
I’m never going back; the past is in the past!
Let it go, let it go.
And I’ll rise like the break of dawn.
Let it go, let it go
That perfect girl is gone
Here I stand, in the light of day.
Let the storm rage on!
The cold never bothered me anyway…



**Demi Lovato**

Second Life

Aku duduk termenung memandang ke bawah kakiku. Aku bosan dengan semua ujian ini. Ya, meskipun kini aku tidak perlu berjalan kaki jika mau pergi dan aku juga tidak butuh ongkos untuk naik taxi. Bajuku juga selalu berwarna putih bersih meski tidak pernah dicuci. Jujur, aku iri melihat mereka, mereka yang bisa dengan riang gembira tertawa bersama teman - temannya. Sedangkan aku di sini hanya duduk berdua dengan malaikat yang mengujiku setiap waktu. Jika aku bisa berkelakuan baik, maka aku bisa hidup kembali. Aku bisa makan bakso lagi dan aku berjanji tidak akan mengecewakan orang tuaku lagi.
"Tsuga, kapan ujianku selesai ?" tanyaku
"Besok adalah ujian terakhir untukmu. Bersabarlah."

Esok harinya Tsuga membawaku ke sebuah tempat yang sudah tidak asing lagi buatku.
"Di sini adalah tempat ujian terakhirmu."
"Tapi ini kan rumah sakit tempat aku dirawat."
"Ya, kamu harus mengumpulkan 5 air mata pertama dari orang - orang yang menangis untukmu."
"Lalu aku bisa kembali ke tubuhku ?"
"Bisa jika mereka memang menangis dari dalam hati mereka"
"Bagaimana aku bisa membedakannya?"
"Jika air mata itu bercahaya dan cahayanya masuk ke dalam tubuhmu, maka itu adalah airmata orang - orang yang memang menyayangimu"
"Baiklah aku akan berjuang"
Aku berdiam di depan pintu kamar rumah sakit yang merawatku. Aku melihat mama, papa, adik dan juga saudara - saudara yang lainnya bergantian masuk ke dalam kamar untuk melihat kondisiku.
Tiba - tiba mama, nenekku dan adikku menangis saat dokter mengatakan hanya mukjizat yang mampu membangunkan aku. Aku tidak melihat ada air mata yang keluar dari mata papa, kakek maupun saudaraku yang lainnya. Mungkin karena mereka laki - laki.
Mentari sudah mulai menghilang dari di balik gunung. Waktuku tinggal sebentar lagi, tapi aku masih belum bisa mendapatkan 2 tetes air mata terakhir.
Lalu aku melihat Adi berjalan menuju kamarku. Adi adalah pria yang selama 2 bulan terakhir ini dekat denganku, dan dia juga yang menyebabkan aku menjadi seperti sekarang ini. Dia datang dengan seorang wanita yang aku tahu adalah wanita yang aku temui sesaat sebelum kecelakaan itu terjadi. Saat dia melihatku terbaring tak berdaya, tak ada air mata dan kesedihan yang terpancar.
"Tami, maafkan aku. Ini semua salahku, seharusnya sejak awal aku tidak memberikan harapan palsu kepadamu. Ini adalah Santi, tunanganku. Aku harap apapun yang terjadi padamu setelah ini kamu tidak menyimpan dendam kepadaku maupun kepada Santi." kata Adi sambil menggenggam tangan Santi. Lalu mereka berdua pergi begitu saja meninggalkan aku.
Tiba - tiba dadaku terasa panas, aku berteriak sekeras - kerasnya, tapi tak ada yang mampu mendengarku. Air mataku mengalir perlahan. Aku tak sanggup lagi tinggal di tempat itu, biarkan saja aku tidak lulus ujian. Aku terbang keluar dari rumah sakit dan duduk di bangku taman yang minim pencahayaan.
Tak berselang lama, ada seorang pria yang duduk di sebelahku. Dia menangis tertahan tapi aku bisa melihat ada cahaya keluar dari air matanya. Aku yakin orang yang dia sayang juga sedang mengalami ujian sepertiku. Beruntung sekali orang yang dia sayang karena dia pasti selamat, sedangkan aku hanya bisa berharap pada keajaiban karena aku tak tahu siapa lagi yang akan menangis untukku.

Tiba-tiba Tsuga datang dan mengajakku kembali ke rumah sakit. Di sana aku melihat papa yang selama ini tegar dan sabar menangis dalam sujudnya di samping tempat tidurku. Dan itu adalah tetes air mata ke-4 yang aku terima. Masih kurang 1 lagi. Pupus sudah harapanku saat Tsuga memeluk bahuku dan mendorongku ke dalam tubuhku yang tertidur. Aku bingung, bukankan masih kurang 1 air mata untukku ? Tiba-tiba aku bermimpi bertemu lagi dengan pria yang duduk di bangku taman, pria itu mengangkat wajahnya sambil menggenggap boneka beruang kusam yang mirip dengan teddy bear milikku. Ternyata pria itu adalah Samy, sahabatku sejak SMA. Aku dapat mendengan dengan jelas perkataannya saat itu,"Tuhan, aku mohon bangunkan Tami. Jangan siksa Tami dan keluarganya, jika memang aku boleh menggantikan posisinya, aku ingin menggantikannya Tuhan. Aku sangat sayang padanya, dia tidak pernah bisa menutupi isi hatinya di depanku. Tanpanya, aku merasa aku bukan siapa-siapa Tuhan." Air mata Samy yang tulus menyayangiku dan berdo'a untukku adalah air mata terakhir yang kubutuhkan. "Tuhan aku berjanji, setelah aku sadar dan sehat nanti, aku akan selalu menjaga mereka yang sangat sayang padaku, dan terimakasih telah menunjukkan siapa yang terbaik untukku."




>>Armita<<

Monday, November 25, 2013

Wedding

"Rio aku suka sama kamu, sejak kamu pindah jadi tetanggaku, sejak kamu selalu perhatiin aku, sejak SMP aku sudah suka sama lamu Rio." kata - kata itu meluncur begitu saja tanpa bisa kubendung lagi. Tak ada lagi rasa malu dan rasa takut untuk ditolak.
"Hahhahahahahaaha, kamu bisa aja Vi. Bikin aku kaget aja." jawab Rio.
Aku memegang wajah Rio yang sedang tertawa,"Lihat aku Rio. Apakah kamu pikir aku sedang bercanda ?" tanyaku.
"Tapi Vi, besok adalah hari pernikahanku dan baru sekarang kamu bilang suka sama aku?Ini bukan hal yang bisa dengan mudah dibatalkan."
"Aku tahu, aku tahu aku salah melakukan ini. Tapi ini kesempatan terakhirku untuk mengungkapkan isi hatiku padamu Rio." kataku sambil terisak.
"Lalu kemana saja kamu selama ini pada saat aku membutuhkanmu ? Dimana kamu saat aku terpuruk karena tidak bisa menemukanmu." suara Rio bergetar sambil mengguncang bahuku.
Aku terdiam,menunduk dalam - dalam. Bulir air mata semakin membanjiri wajahku. Aku tahu selama ini aku selalu memungkiri perasaanku terhadapnya. Akupun tidak pernah mengindahkan semua kata cinta darinya. Tapi setelah tahu bahwa besok dia menikah, rasa takut kehilangan dirinya semakin besar.
"Maaf Vi, sudah 9tahun aku menunggu hatimu terbuka, tapi menolehpun kau tidak pernah melakukannya. Ini adalah pertemuan terakhir kita, kuharap kamu bisa menerimanya." Rio melepaskan cengkramannya dari pundakku dan melangkah pergi menjauh. Meninggalkan aku sendiri di tepi rumah pohon yang kami bangun saat masih SMP dulu.
"Maafkan aku Rio. Maafkan aku." kataku berulang - ulang sambil melihat punggung Rio yang pergi menjauh.

Keesokan harinya, aku terbangun dengan suara teriakan mama dari luar pintu kamarku.
"Via, ayo bangun!!Kita harus bantu - bantu di rumah Rio."
"Via tidak ikut ma, Via capek."
"Mama tidak mau tahu, pokoknya kamu harus bangun sekarang Via!!"
Perintah mama bagaikan titah seorang ratu pada anak buahnya, jadi dengan malas - malasan kuambil handuk diatas meja lalu pergi untuk mandi.
Setelah dandan alakadarnya aku keluar kamar.
"Siapa suruh pakai baju itu ? Pakai baju ini!" mama memberikan kebaya putih dan roknya kepadaku.
"Haduh mama, folmal amat sih, cuman acara nikahnya Rio juga." kataku sambil merajuk.
"Tidak bisa! Pokoknya kamu harus pakai ini!"
Dengan ogah - ogahan aku kembali ke dalam kamar untuk berganti pakaian. Setelah selesai mama langsung mendandani aku dengan make - up yang tipis, lalu mama menarik tanganku untuk cep[et - cepet berangkat ke rumah Rio.
Di rumah Rio nuansa hajatan sudah terasa. Ada banyak saudara - saudara Rio dan teman - teman dekat Rio yang sebagian besar juga teman - temanku. Aku berjalan memutar lewat belakang. Aku tidak mau Rio maupun teman - teman yang lain melihatku.
Lalu acara ijab qabul pun dimulai. Rio duduk di depan penghulu ditemani ayahnya dan ayahku yang memang berteman baik. Aku celingak - celinguk mencari sang mempelai perempuan, tapi hasilnya nihil.
Hingga ijab qabulpun dumulai. Aku tidak mau melihat acara itu, jadi aku membuang muka ke belakang. Semua berjalan cepat, aku tidak bisa mendengar apa - apa kecuali suara Rio."Saya terima nikah dan kawinnya Via Amalia binti Amar dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan cincin seberat 29 karat dibayar tunai."
Aku berfikir bahwa nama mempelai wanita itu sama dengan namaku. lalu tiba - tiba mama menari tanganku.
"Kamu berdiri di sini ya Vi, dan jangan lupa senyum." kata mama.
"Ma, apa maksud dari semua ini ?" tanyaku
"Biar aku yang menjelaskan." kata Rio.
"Tadi malam, setelah kamu mengatakan suka sama aku, aku langsung pergi ke rumahmu dan melamarmu. Lalu Anne yang selama ini dijodohkan denganku juga mengerti bahwa aku tidak mungkin bisa mencintainya. Jadi kami putuskan membatalkan acara pernikahan kami." tutur Rio sambil tersenyum.
"Jadi kecuali aku semua yang ada di sini tahu tentang hal ini ?"
"Iya lha. Kalo aku bilang dulu ke kmau, aku takut kamu kabur lagi dari hidupku dan aku harus menunggu kamu 9 tahun lagi." jawab Rio
Tiba - tiba air mataku meleleh, aku tak sanggup lagi menahan semua gejolak dalam hatiku. Kupeluk Rio dengan sangat erat dan aku berjanji di dalam hati tidak akan pernah melepaskannya lagi.



>> ARMITA<<